Postingan

Menampilkan postingan dari 2015

Ini Suratku Untukmu, Sahabatku.....

Dulu... Kamu adalah orang pertama yang aku lihat difakultas ***, kesan pertama saat melihatmu biasa saja tapi.... tapi ada sesuatu yang membedakan antara bertemu dengan kamu dan oranglain. Setidaknya saya sudah tau bahwa kamu orang baik-baik walaupun baru dalam hitungan menit kita saling menatap. Dan semuanya memang terbukti, kamu berbeda dari laki-laki lain yang pernah saya kenal. Namun, seiring berjalannya waktu perasaan itu mengalir begitu saja. Kita terjebak dalam pertemanan yang membuat aku merasa bahwa kita lebih enak menjadi teman. Aku pun terlalu asik menceritakan kisah ku dengan sang kekasih. Aku bahkan berlarut-larut nyaman dengan situasi ini, sampai aku tersadar bahwa ada yang berubah dari kamu. Ya... kamu menjadi seseorang yang antipati mendengar ceritaku dengan kekasih, banyak yang berubah dari kamu. Kamu tidak merespon lagi apa yang aku bicarakan bahkan pernah sekali kamu menanggapi dengan nada ketus. Bahkan di tengah obrolan sesama wanita, mendengar nama kekasih ku sa

Permasalahan Kesensitifan

Mereka sangat sensitif dalam berbagai hal, Mereka kerap menjadi bahan ejekan seperti “kamu terlalu sensitif”, kepekaan mereka itu adalah suatu karunia spiritual yang mereka miliki, beberapa diantara mereka akan mengalami frustasi atau menarik diri bila ia medapatkan label “orang aneh.     Mereka juga sangat sensitif terhadap kebohongan biasanya mereka tidak akan malu atau sungkan untuk berkata bahwa anda bohong, mereka sering kali memikirkan perasaan orang lain ketimbang diri mereka sendiri, misalnya ketika melihat orang yang dekat dengan dia berjalan sendiri maka ia akan mendampinginya atau bahkan mengantarnya sampai pulang.     Kulit mereka juga sensitif terhadap pakaian yang dia pakai, mereka sering memutuskan untuk memotong label baju mereka karena hal itu membuat badan mereka gatal-gatal dan risih, sering kali dijumpai bahwa mereka akan merasa ketidak nyamanan memakai pakaiannya dikarenakan kain terbuat dari bahan sintetis (buatan pabrik), beda halnya ketika ia memakai

Gerbang Dialog

Kemana perginya mereka? Sosok yg dulu pernah ku lihat, sosok yg dulu mengharapkan bantuan dariku kini sama sekali tak kujumpai lagi. Sudah lama memang aku berhasil mengendalikan diri, aku berhasil menutup gerbang itu dengan maksud supaya hidupku lebih nyaman. Tidak melulu dilibatkan dengan sosok yg beda alam, beda dimensi. Kalian boleh percaya atau kalian juga boleh menganggapku pembohong. Aku tidak akan menyalahkan pendapat kalian. Kalian juga yg pada akhirnya yg membuat semua ini terungkap ke permukaan. Satu per satu cerita bermunculan karna rasa penasaran yg keluar dari pertanyan-pertanyaan kritis kalian. Gerbang itu tak selalu dengan mudah terbuka, kadang dialog itu mengalir begitu saja. Kadang aku merasa terusik, tidak dapat menemui kedamaian. Awal april 2015 adalah puncaknya dimana telinga, mata, dan isi kepala memutar rekaman yg tak semestinya aku lihat. Disinilah aku merasa benar-benar down hingga akhirnya aku jatuh sakit karna selalu memendam semuanya sendirian. Apesnya ad