Ini Suratku Untukmu, Sahabatku.....

Dulu... Kamu adalah orang pertama yang aku lihat difakultas ***, kesan pertama saat melihatmu biasa saja tapi.... tapi ada sesuatu yang membedakan antara bertemu dengan kamu dan oranglain. Setidaknya saya sudah tau bahwa kamu orang baik-baik walaupun baru dalam hitungan menit kita saling menatap. Dan semuanya memang terbukti, kamu berbeda dari laki-laki lain yang pernah saya kenal. Namun, seiring berjalannya waktu perasaan itu mengalir begitu saja. Kita terjebak dalam pertemanan yang membuat aku merasa bahwa kita lebih enak menjadi teman. Aku pun terlalu asik menceritakan kisah ku dengan sang kekasih. Aku bahkan berlarut-larut nyaman dengan situasi ini, sampai aku tersadar bahwa ada yang berubah dari kamu.
Ya... kamu menjadi seseorang yang antipati mendengar ceritaku dengan kekasih, banyak yang berubah dari kamu. Kamu tidak merespon lagi apa yang aku bicarakan bahkan pernah sekali kamu menanggapi dengan nada ketus. Bahkan di tengah obrolan sesama wanita, mendengar nama kekasih ku saja kamu pergi, sungguh sikapmu berubah drastis. Mulai saat itu saya menarik diri, tidak ingin lagi berbagi cerita denganmu. Tapi saat itu pertemanan kita masih terjalin dengan baik dan penuh kepolosan. Lalu berjalannya waktu...bahkan Sampai saat ini kita memang masih berteman tapi satu hal yang tidak bisa saya jelaskan mengapa seperti terdapat jurang pemisah di antara kita? Jarak. Ya jarak itu semakin terlihat, sangat terasa. Mungkin aku yang memulai menjaga jarak, tidak ada maksud untuk menjauhi. Tapi sungguh aku tidak ingin kita terjebak pada perasaan yang aneh-aneh. Maafkan saya bila mana waktu dulu tak sengaja melukai hatimu saat bercerita tentang kekasih. Saya terlambat mengetahui, saya tak cukup pintar menterjemahkan kode dari mu. Sampai akhirnya mungkin kamu lelah dan memilih berpaling dari saya. Saya temui dirimu menjadi cuek dan acuh, saya kehilangan kamu. Kehilangan kamu sebagai sahabat dan tempat bercerita. Tapi ada kalanya dimana saya terluka kamu orang pertama yang memberikan perhatian kecil yang belum pernah saya temui pada teman lelaki yang lain. Kenapa orang pertamanya bukan kekasihku? Kenapa ya? Ah sudahlah... Saya pikir kamu sudah tidak peduli lagi, tapi nyatanya saya kaget karna cuma kamu teman lelaki yang beda dari teman yang lain. Entah saya harus membalas kebaikan mu dengan cara apa, karna sampai saat ini perhatian mu belum bisa saya balas dengan perhatian yang serupa. Tapi saya pernah mendoakan kamu, supaya kamu mendapatkan seseorang yang benar-benar peduli denganmu. Saya sedih melihat kamu sering murung. Saya ingin kamu senyum, tersenyum karna ada seseorang yang peduli sama kamu. Dan sekarang sepertinya doa saya terjabah sudah. Kamu sudah mendapatkannya, setidaknya itu bisa menyembuhkan lukamu terdahulu. Dan mungkin setelah ini kamu bisa lebih mudah melupakan saya :') 😢

Terimalah dia apa adanya, ketika kamu menemui seseorang yang benar-benar peduli padamu berikanlah feedback padanya. Karna jika kamu terus mengabaikannya, ada waktu dimana kamu sendiri dan kesepian lalu akhirnya kamu mencari lagi orang itu. Tapi masalahnya disini adalah... biasanya di saat seperti itu mereka(orang yg pernah peduli) sudah jauh pergi meninggalkan kita.

Salamku....

Icha

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perubahan Organisasi dan Manajemen stres

Yang Ku Tuliskan Adalah Cinta :')